Berjalan dengan iman yang tebal, woo Angin pun sepoi-sepoi mendukung Ritualku hari ini Bulan kusembah jam 12 malam nanti Liturgi selesai kutulis sendiri Kiblatnya menghadap hati Nurani Harmoni dengan yang hidup dan mati Halo Galaksi, aku merapat kemari Namun tiba-tiba mereka datang menghadang Pakaian seragam dengan bendera di tangan Seorang juru bicara dengan pengeras suara Matanya tajam, hei mengkilat bagai parang Ia tatap ku dalam-dalam Hei, ia katakan "Hei Kafir, sedang apa kau mondar-mandir?" "Hei Kafir, jangan kau ajak aku beli bir" Oh my God, aku terguncang Tuduhannya kurasa sangat kejam Perjalanan iman soal personal Ia paksakan penafsiran orang lain Berjalan dengan sejuta ancaman Mungkin ku harus telefon Komnas HAM Dini hari nanti ku harus pergi Bye bye family, ku harus melarikan diri Dari segala penjuru mereka datang menghadang Pikiran seragam dengan bordiran di belakang Awas itu komandan dengan bahasa dendam Mau bulan kusembah, lalu ia marah Ia fitnah ku dalam-dalam Hei, ia katakan "Hei Kafir, mengapa kau sembah Pevita Pearce?" "Hei Kafir, sudah waktunya engkau berfikir" "Hei Kafir, ini panggilan yang terakhir" Oh la la, berfikir dicap kafir Kini bahaya menyasar Pevita Pearce Mereka yang hobi marah dan murka Mungkin kurang dibelai bagian ubun-ubunnya Kubelai ubun-ubunku tercinta Itu antena menuju ke Yang Maha Doaku kita semua selamat Karena mereka selalu bilang, "Hei, kiamat sudah dekat" Kucari jalan selamat, lalu dituduh sesat Kubagi-bagikan berkat, mereka bilang itu muslihat Mereka takkan percaya sebelum bisa melihat Oh, Tuhanku palsu, perlu uji sertifikasi Hanya mereka yang asli heeey "Hei Kafir, lihat jiwamu akan digilir" "Hei Kafir, lihat dirimu akan berakhir" "Hei Kafir, fir kafir kofar kafir" "Hei Kafir, ini kloter yang terakhir" Beritan di negeri yang belum aman Mungkin ku harus lari ke negeri seberang Di mana lagi cari jaminan? Kalau bukan di Bumi, ya mungkin di planet Mars