Kala kupandang kerlip bintang nun jauh di sana Sayup kudengar melodi cinta yang menggema Terasa kembali gelora jiwa mudaku Karena tersentuh alunan lagu semerdu kopi dangdut Api asmara yang dahulu pernah membara Semakin hangat bagai ciuman yang pertama Detak jantungku seakan ikut irama Karena terlena oleh pesona alunan kopi dangdut Irama kopi dangdut yang ceria Menyengat hati menjadi gairah Membuat aku lupa akan cintaku yang telah lalu Api asmara yang dahulu pernah membara Semakin hangat bagai ciuman yang pertama Detak jantungku seakan ikut irama Karena terlena oleh pesona alunan kopi dangdut Dag-dig-dug detak jantungku Ser-ser-ser bunyi darahku Dag-dig-dug detak jantungku Ser-ser-ser bunyi darahku Na-na-na ... Mengapa kamu datang lagi menggodaku? Dulu hatiku membeku bagaikan segumpal salju 'Ku tak mau peduli biar hitam biar putih Melangkah berhati-hati asal jangan nyebur ke kali Api asmara yang dahulu pernah membara Semakin hangat bagai ciuman yang pertama Detak jantungku seakan ikut irama Karena terlena oleh pesona alunan kopi dangdut Irama kopi dangdut yang ceria Menyengat hati menjadi gairah Membuat aku lupa akan cintaku yang telah lalu Kala kupandang kerlip bintang nun jauh di sana Sayup kudengar melodi cinta yang menggema Terasa kembali gelora jiwa mudaku Karena tersentuh alunan lagu semerdu kopi dangdut Api asmara yang dahulu pernah membara Semakin hangat bagai ciuman yang pertama Detak jantungku seakan ikut irama Karena terlena oleh pesona alunan kopi dangdut Karena terlena oleh pesona alunan kopi dangdut Karena terlena oleh pesona alunan kopi dangdut