Deru serdadu belantara mulai menabuh genderang perang Penjuru mata angin bersatu Sinyal perlawanan betalu-talu Prosa amarah dalam benak selalu bertanya Sila keadilan bagi rakyat Indonesia Apakah pemimpin negara serius menanamkannya? 98 reformasi fasih berkumandang, Otonomi daerah kami dapatkan sebagai jebakan Kita yang bekerja, mereka yang menikmatinya Apa yang kita dapatkan? (Hanya limbah racun udara) Cukup sudah menghancurkan, mengeruk harta belantara Kita di sini (menanak nasi bercampur koreng rawa) Cukup sudah kami mengalah 1959 daerah Istimewa Kutai menyatu pada Indonesia Tanpa syarat Kita yang bekerja, mereka yang menikmatinya Apa yang kita dapatkan? (Hanya limbah racun udara) Cukup sudah menghancurkan, mengeruk harta belantara Kita di sini (menanak nasi bercampur koreng rawa) Tanah ini pernah kaya dulunya Sebelum upeti yang bernama devisa Kami serahkan untuk Indonesia Triliunan jumlahnya Kita yang bekerja, mereka yang menikmatinya Apa yang kita dapatkan? (Hanya limbah racun udara) Cukup sudah menghancurkan, mengeruk harta belantara Kita di sini (menanak nasi bercampur koreng rawa) Kamilah simbol patriotisme, tak pernah manja Mengeluh makar, bakar Walaupun terus mengunyah jalan amblas berdebu Setiap harinya