Satu kisah takkan terlupakan Ketika seorang pemuda Berjalan melintasi Di depan halaman rumahku Seorang pemuda Jantan, berkacamata hitam Ingin hati untuk menggodanya Kulemparkan sekuntum bunga Dia pun memandang Senyum simpati di wajahnya Kini ku tahu Dia adalah tetanggaku Oh, sungguh malunya Salah tingkah ku dibuatnya Oh, sungguh malunya Senyumanku kini terpaksa (Ha-ah, senyum indah) (Ingin hatiku untuk menggodanya) (Oh, menawan senyum di wajahnya) (Hu-uh-uh-uh-uh) Sungguh, aku (sungguh, aku) Aku malu, oh Ingin hati untuk menggodanya Kulemparkan sekuntum bunga Dia pun memandang Senyum simpati di wajahnya (Kini aku tahu) Kini ku tahu Dia adalah tetanggaku Oh, sungguh malunya (sungguh malunya) Salah tingkah ku dibuatnya Oh, sungguh malunya Senyumanku kini terpaksa Oh, sungguh malunya (sungguh malunya) Salah tingkah ku dibuatnya Oh, sungguh malunya Senyumanku kini terpaksa