Terdengar teriakan dalam telinga Tak terwujud berdengung di otak kanan ku Memaksaku kembali ke belakang sana Dimana semangat menyala nyala bagai api Badanku tidak lagi tegap ceria bekas luka perjuangan menetap di dada Warna-warni fantasi dulu masih ada Tetap singgah selamanya menjajah raga Akulah musuh dalam selimut mu siap tembakan dendam Akulah Penghenti bebas mu sampai merdeka kedua Aroma mesiu tercium saat ku Tertidur, suara gesekan peluru hantui mimpiku Terlihat yang tak berdosa kehilangan Dimana saat itu kubantai Ayah mereka Tapi tak ada pilahan untuk ku perintah menjadi pedoman langkahku Tembak!!! Maka ku tembak di kepalanya Selesai, baru ku tangisi tangan dan pelatuk senjata ku Hey Akulah musuh dalam selimut mu siap tembakan dendam Hey Akulah Penghenti bebas mu sampai merdeka kedua Hey Akulah musuh dalam selimut mu siap tembakan dendam Hey Akulah Penghenti bebas mu sampai merdeka kedua