Na-na-na, mengapa kamu Dulu hatiku membeku ♪ Na-na-na-na, mengapa kamu Datang lagi menggodaku? Dulu hatiku membeku Bagaikan segumpal salju Ku tak mau peduli Biar hitam, biar putih Melangkah berhati-hati Asal jangan nyebur ke kali Kala kupandang kerlip bintang nun jauh di sana Saat kudengar melodi cinta yang menggema Serasa kembali gelora jiwa mudaku Karena tersentuh alunan lagu Semerdu kopi dangdut Api asmara yang dahulu pernah membara Semakin hangat bagai ciuman yang pertama Detak jantungku seakan ikut irama Karena terlena oleh pesona Alunan kopi dangdut Irama kopi dangdut yang ceria Menggugah hati menjadi gairah Membuat aku lupa Akan cintaku yang telah lalu Api asmara yang dahulu pernah membara Semakin hangat bagai ciuman yang pertama Detak jantungku seakan ikut irama Karena terlena oleh pesona Alunan kopi dangdut ♪ Dag-dig-dug, detak jantungku Ser-ser-ser, bunyi darahku Dag-dig-dug, detak jantungku Ser-ser-ser, bunyi darahku Na-na-na-na, mengapa kamu Datang lagi menggodaku? Dulu hatiku membeku Bagaikan segumpal salju Ku tak mau peduli Biar hitam, biar putih Melangkah berhati-hati Asal jangan nyebur ke kali Kala kupandang kerlip bintang nun jauh di sana Saat kudengar melodi cinta yang menggema Serasa kembali gelora jiwa mudaku Karena tersentuh alunan lagu Semerdu kopi dangdut Api asmara yang dahulu pernah membara Semakin hangat bagai ciuman yang pertama Detak jantungku seakan ikut irama Karena terlena oleh pesona Alunan kopi dangdut Karena terlena oleh pesona Alunan kopi dangdut Karena terlena oleh pesona Alunan kopi dangdut Na-na-na-na, mengapa kamu Datang lagi menggodaku? Dulu hatiku membeku Bagaikan segumpal salju Ku tak mau peduli Biar hitam, biar putih Melangkah berhati-hati Asal jangan nyebur ke kali