Tiada lagi kata Yang dapat kukatakan Tiada air mata Yang akan kutangiskan Mengapa kau berdusta Sedangkan ku setia Mengapa ku didusta? Sedangkan ku menyinta Kau menjanjikan kepercayaan Ya, itulah kau berikan Semua yang kau katakan Palsu, bukan kebenaran Aku bagaikan permainan Bila ku kau perlukan Kau datang di dalam dakapan Kau pergi bila kau dah bosan Tiada lagi kata Yang dapat kukatakan Tiada air mata Yang akan kutangiskan Mengapa kau berdusta Sedangkan ku setia Mengapa ku didusta Sedangkan ku menyinta Pada kali pertama kita bertentang mata Lembutnya bicara, tersusunnya bahasa Tidak pernah ku terfikir kau akan memperdaya Kerna dirimu satunya wanita yang kucinta Kauberi ku cinta palsu, cinta yang sementara Sungguh terseksa diriku apabila kau tiada Namun kini diriku sudah tidak lagi percaya Kepada dirimu, rupanya seorang pendusta Oh, dusta, dusta, dusta, dusta, dusta Tak kupercaya Tak kupercaya, hah, ah Pagi malam aku menunggu Kehadiran dirimu Tiada kusangka kau sanggup berdusta Kau menduakan diriku, oh Mengapakah kau begitu? Kepada diriku Dan tak kusangka kau Berhelah selalu Tiada lagi kata Yang dapat kukatakan Tiada air mata Yang akan kutangiskan Mengapa kau berdusta Sedangkan ku setia Mengapa ku didusta Sedangkan ku menyinta Hah, tak kupercaya Kau sanggup berdusta Padaku yang setia Rah! Mesranya kau di dalam dakapan erat dirinya Kau telah berubah lebih dari apa kusangka Di manakah hilangnya janji setia selamanya Kini telah terbukti, cara kita berbeza Adakah kau menyintai dirinya Ataupun kau sekadar bermain drama dan bersandiwara Aku di sini terasa, menjadi semakin trauma Mangsa teraniaya dan tipu helah, cinta dusta Tiada lagi kata (ooh) Tiada air mata (akan kutangiskan) Mengapa kau berdusta (mengapa berdusta?) Mengapa ku didusta (sedangkan ku menyinta) (Oh-oh) tiada lagi kata Yang dapat ku katakan Tiada air mata Yang akan kutangiskan Mengapa kau berdusta (kau berdusta) Sedangkan ku setia Mengapa ku didusta Sedangkan ku menyinta Yeah, sampai di sini saja Hah, sayounara