Membaca buku harian seorang sahabat Yang t'lah pergi selamanya Terharu hatiku, menangis kalbuku Betapa dia kawanku Aku dan dia bagaikan dua sahabat Yang hidup di dalam nestapa Dialah sahabatku dalam suka duka Dalam menentang kehidupan ini Namun Tuhan tak mengizinkan kami Untuk berkumpul selama-lamanya Dari dusun berdua pergi berkelana Dan kini terlantar di kota ini Suatu malam, kawanku jatuh sakit Dan kami tak mampu ke rumah sakit Di tengah malam yang dingin, di bawah gerimis Kawanku dipanggil Yang Mahakuasa Terjatuh buku harian dari tanganku Buku harian sahabatku Kusangka hanya bermimpi tetapi nyatanya Kini aku tinggal seorang diri ♪ Dari dusun berdua pergi berkelana Dan kami terlantar di kota ini Suatu malam, kawanku jatuh sakit Dan kami tak mampu ke rumah sakit Di tengah malam yang dingin, di bawah gerimis Kawanku dipanggil Yang Mahakuasa Terjatuh buku harian dari tanganku Buku harian sahabatku Kusangka hanya bermimpi tetapi nyatanya Kini aku tinggal seorang diri Kusangka hanya bermimpi tetapi nyatanya Kini aku tinggal seorang diri