Dia Julia, biar kucerita tentangnya.
Julia memberi hati pada cinta pertama.
Cinta Pertama jadi kekasih utama.
Tak terbayang akan lara, belum mengenal luka.
Sepasti langit yang menyelimut dunia.
Namun, apa daya Cinta Pertama pergi meninggalkannya.
Julia mesti rela, walau tak bisa lupa.
Julia, Julia, Julia.
Julia, Julia, Julia, Julia. Julia, Julia, Julia, Julia.
Jatuh cinta lalu patah hati dan terluka.
Dengan hati yang tersisa, bagaimana bisa?
Lalu Cinta Kedua.
Cinta Kedua, meski tak sama rasanya.
Namun, Julia, bagai menafaskan cerita.
Seakan lupa pada Cinta Pertama,
Kembali utuh hatinya pada Cinta Kedua.
Namun, apa daya, cinta harus mengembara.
Tanpa bisa membantah pada takdir yang tak pernah adil,
Julia kembali patah hatinya.
Julia, Julia, Julia, Julia. Julia, Julia, Julia, Julia.
Jatuh cinta lalu patah hati dan terluka.
Dengan hati yang tersisa, bagaimana bisa?
Julia, Julia, Julia, Julia. Julia, Julia, Julia, Julia.
Daripada sekadar berputus asa,
Julia memilih 'tuk percaya cinta.
Lalu, Cinta Ketiga, Keempat, Kelima,
Julia mulai ragu dengan hatinya.
Dengan Cinta Keenam, Ketujuh, Kedelapan,
Kesembilan, Kesepuluh,
Bagai hati yang terbunuh.
Namun, lagi-lagi, Julia berjanji.
Berkata dia pada diri sendiri:
Daripada sekadar berputus asa,
Julia takkan lelah 'tuk percaya cinta.
INSTRUMENTAL
Julia, Julia, Julia, Julia.
Julia, Julia, Julia, Julia. Julia, Julia, Julia, Julia.
Jatuh cinta lalu patah hati dan terluka.
Dengan hati yang tersisa, bagaimana bisa?
Julia, Julia, Julia, Julia. Julia, Julia, Julia, Julia.
Daripada sekadar berputus asa,
Julia memilih 'tuk percaya cinta.