Aku melihat riuh rendah kota meleleh jadi iklan Kasbon-kasbon kian julang. Tak ada jalan buat pulang Dompetku terlalu lengang dan napasku tercekik hutang Kapan aku bisa pulang? Malam lahap senin-jumat. Minggu lari terlalu cepat Datang kalut, pulang larut. Tekuk tubuh demi perut Tak ada waktu buat nekat. Hidup lingkap disandera tenggat Kapan aku bisa pulang? Kereta terakhir menjerit memanggil Bawa aku pergi jauh Basuh hati dengan kopi. Jari letih tak peduli Presentasi jam delapan. Istirahat entah kapan Andai Mahdi cepat datang, atau Dajjal barangkali Tolong bawa aku pulang Meja kerja makin ramai disesaki logo Mekdi Revisi tiba bertubi. Gugur satu, datang lagi Telpon teman, dia bilang: "Sudah dijalani saja Telepon teman, dia bilang: "Sudah dijalani saja Masih untung bisa kerja karena mimpi butuh uang." Kereta terakhir menjerit memanggil Bawa aku pergi jauh Tiada surga di puncak menara Bawa aku pergi jauh Kalau mimpi butuh kurban, biar aku sulut nyawa Lupakan uang atau Mahdi Aku saja urun api Tiada waktu buat nekat Hidup lingkap disandera tenggat Kereta terakhir menjerit memanggil Bawa aku pergi jauh Tiada surga di puncak menara Bawa aku pergi jauh Bawa aku pergi jauh