Jangankan untuk berpikir Sedang mendengar pun enggan Jeritan pilu lewat bagai angin Jantungnya telah membeku Jantungnya telah membeku Lupa segala-galanya Tak merah, tak juga jingga Rintihan kelu tak ubah nyanyian Ibanya telah membatu Ibanya telah membatu Semakin hari makin tak peduli Semua harapan telah pupus Matanya kosong, sinarnya binasa Bibirnya rapat terkunci Dia bukan milik kita lagi Terselubung dalam sepi Masa lalunya begitu gelap Benturan demi benturan Begitu berat menekan Jangankan untuk menyapa Sedang menoleh pun enggan Lampu jalanan perlahan padam Dia hanya pantas dikenang Dia hanya pantas dikenang Sekali waktu terbangun Nafasnya tersendat-sendat Sumpah serapah yang ia gumamkan Dia hanya pantas dikenang Dia hanya pantas dikenang Semakin hari makin tak peduli Semua harapan telah pupus Matanya kosong, sinarnya binasa Bibirnya rapat terkunci Dia bukan milik kita lagi Terselubung dalam sepi Masa lalunya begitu gelap Benturan demi benturan Begitu berat menekan