Malam yang pekat terasa menyiksa Duduk sendirian di bangku pasar Nyamuk terbang layang sesekali hinggap Menunggu pagi datang, menunggu kehidupan Ia enggan tertidur, ia enggan bermimpi Senyum yang menawan gadis kebaya jingga, ho ho ho Dinyalangkan matanya, dipeluk erat bayangnya Suminah pilar timur, anak pedagang sayur Dicari sesobek kertas, dicari sepotong arang Ia menggambar sebisanya Asal bisa terungkapkan perasaan yang menggebu "Suminah, aku cinta kamu!" Berjalan mengendap-endap menuju sudut pilar timur Disorongkan hati yang terpanah, hm Semoga Suminah mengerti, ho ho ho ho Cinta cucu Adam begitu sederhana Tapi makna yang tersimpul begitu agung Seorang tukang sapu punya cara sendiri Meramu adonan cinta, ia berhak menikmati Dicari sesobek kertas, dicari sepotong arang Ia menggambar sebisanya Asal bisa terungkapkan perasaan yang menggebu "Suminah, aku cinta kamu!" Berjalan mengendap-endap menuju sudut pilar timur Disorongkan hati yang terpanah, ho Semoga Suminah mengerti, ho ho ho ho