Semua terjawab (Bernyanyilah dalam keabadian) Menatap sesal Bermain frasa (Sembunyikan api, tak terkendali) Menggenggam tenang Sorot mata tak lagi sama, pejamkanlah Terjawab dalam bawah sadar Meratapi setiap intensi kehilangan esensinya Mengulang kembali seakan tak pernah layak bersinar Dalam gelap dia bergumam Lepaslah Teruntuk renjana yang terkekang sembilan ke lima Terlambatkah jika hentaknya tak begitu terasa Pilu yang tersamar dengan anggunnya Bertaruh dalam tarung yang dia rangkai Mungkin sejarah tak akan pernah berpihak Biarlah nanar temukan maknanya (Meski tangan terikat Hitam begitu pekat Dan akhirnya tersesat) Dan epilog terlalu sulit terprediksi Yang tersisa hanya merayakan kekalahan