Ini adalah monumen tengat kesabaran dan angkara Satu barisan, ribuan mimpi Titik berangkat yang tak pernah dapat kami datangi kembali Terbuang serupa fotokopian pamflet aksi di setiap perempatan Harapan kami akan berakumulasi menyaingi nyalak senapan kalian Kami merayap dalam lamat menyaingi hantu-hantu pesakitan Hingga waktu kalian mencapai tengat Titipan angkara mereka yang tak bisa lagi bersuara Ini muara seluruh murka lawas yang kehilangan nyawa Dalam hitungan langkah kami akan isi angkasa Dengan ribuan pekik yang sama saat kalian terbakar bersama bara Terlalu kentara manuver mereka memplot penjara Hukum, moral, kebebasan, batas surga dan neraka Merancang kontrol bawah sadar serupa bius pariwara Menjagai setiap inci palang pintu modal dengan tentara Sebelum waktu yang banal jumud berkanal Semua momen heroik yang tak pernah tercatat dalam tanggal Biarkan mereka lafaz semua peringatan yang mereka hafal Setiap ayat pasal karet pertahanan para tiran berpangkal Kebebasan yang datang saat kau tak memiliki lagi harapan Saat opsi tersisa adalah berdiri menantang para tiran Saat momen terhidup dalam hidupmu Adalah memasang badan di tengah medan Kawan, mana kepalan kalian Serupa biksu Burma di hadapan moncong senapan Serupa malam Januari yang menandai Chiapas Serupa seruan Chavez di depan muka Amerika Serupa tangan Intifadha yang melempar batu di Palestina Serupa siklus ronta kota pasca Genoa Serupa rudal Hizbullah di daerah pendudukan Serupa rahim setiap ibu yang melahirkan para kombatan Yang menantang setiap tiran di titik nadir perhitungan Kami menolak menjadi bidak, sekedar sekrup dan tumbal Target pemasaran sampah industri kapitalis global Sekedar hidup lurus dalam dikte penguasa arus Sekedar kalian tahu kami akan bertahan sampai mampus Kalian awetkan hegemoni dengan balsam mumi anti-teror Kombinasi intel dan preman menebar horor Kalian kerangkeng kami dengan pembenaran semantik Kami rancang kalam puitik yang lebih Bersenjata dari ribuan manifesto politik Kaya semakin kaya, miskin semakin papa Kalian dapat berlindung di balik ocehan nasib dan samsara Lakukan apapun termasuk menjadi Tuhan Kami akan berdiri di sini, tak sendiri, hingga nafas penghabisan Kebebasan yang datang saat kau tak memiliki lagi harapan Saat opsi tersisa adalah berdiri menantang para tiran Saat momen terhidup dalam hidupmu Adalah memasang badan di tengah medan Kawan, mana kepalan kalian Serupa kesabaran terakhir para buruh di palang pintu pabrik Serupa panen terakhir para petani penggarap Serupa tengat miskin kota di ujung penggusuran Serupa pilihan terakhir Pasifis di hadapan ancaman pasar Serupa harapan mereka yang tak bisa lagi berharap Serupa pilihan terakhir keluarga korban kekerasan negara Serupa rahim setiap ibu yang melahirkan para kombatan Yang menantang setiap tiran di titik nadir perhitungan Kami akan bangun kembali godam dari reruntuhan dan berangkal harapan Keyakinan yang menyaingi semua manual langitan Esok akan terlalu terlambat, hari ini atau tidak sama sekali Meski kalian coba bunuh kami Berkali, kami akan lahir berkali bergenerasi Harapan meski sebutir pasir di lautan yang menyapa setiap kawan Dan menagih setiap jemari yang pernah menjanjikan kepalan Untuk menggetarkan nyali para tiran Kawan-kawan, dengarkan kawan-kawan Komando ada di tangan saya, jangan terpancing provokasi Kawan-kawan Tunjukkan pada mereka kita tak akan bergeming hari ini, kawan-kawan Komando ada di tangan saya. Satu langkah untuk pembebasan Hitung mundur dari sekarang