Indah memercik air pancuran Menimpa kulit yang bening Perawan desa yang sedang mandi Tak sadar kecantikannya Damai di hati, setiap hari Alam yang tentram dan damai Di satu hari pagi yang dini Mulainya cerita ini Datang amtenar kota Merusak segalanya Dengan senjata hartanya Dia mulai merayu Malang perawan desa Mudah membujuknya Maka jadilah dia Korban nafsu belaka ♪ Amtenar kota puas hatinya Segera pulang kembali Pejabat muda harum namanya Tak mungkin di usik lagi ♪ Nasib perawan desa Kini jadi tercela Tak tahu pada siapa Mengadukan nasibnya Dia pergi ke kota Putus asa bekalnya Hancur luluh jiwanya Akibat nafsu pria Lai-lai-lai-lai-lai-lai-lai Lai-lai-lai-lai-lai-lai Lai-lai-lai-lai-lai-lai-lai Lai-lai-lai-lai-lai-lai