Satu diantara sedikit cara melawan sombong nya waktu Lewati 30 tahun dengan kepala keras yang membatu Quarter life crisis pesimis drugs rasa cemas jadi katarsis Rasa takut datang keberanian hilang diujung perang yang tragis. Untuk kawan kawan yang memilih angkat kepala saat tertunduk Ingatlah, kita pernah berkelahi membangkang tak bertekuk lutut Kita terbuat dari keras nya ide sombong di hadapan provokasi marduk Ingatkah saat kita jadi barbarian Menantang menepis menangkis stigma buruk? Hari hari berlalu, lampu lampu dance floor semakin meredup. Ego berubah menjelma seperti kabel dan galian selokan mampak hiruk Memilih jalan mu sendiri, lanjutkan lagi, pilih cara mu bertahan hidup Satu yang tak pernah kau baca Aku tetap berbiri menunggu opsi terburuk No One Knows keras berdiri tak peduli No One Knows terima kasih untuk yang tetap bertahan hari ini Chorus Dan pikirkan pikirkan Ketika gelap lambat laun menikam Kan ingatkan ingatkan Saat cahaya tak kan lagi bersinar Dan pikirkan pikirkan Ketika masa tak kan lagi berpihak Kan ingatkan ingatkan Arah mu pulang dan kembali berpijak Sempat ku kira ini hanya slogan kosong Family first idiom naif dan frasa klise Dari kerasnya jalanan Block ke Block Plot ke Plot Kupastikan berulang ulang kali Pengalaman ini terkonfirmasi Waktu telah hilang karna memilih jalan ku sendiri Nadzar yang harus terbanyar sebelum membakar pagi Ingatkah arah jalan mu untuk pulang kembali Ludah ludah dari pembenci belum benar benar kering hari ini Selalu membuatmu anergi Tapi bukan tentang money fame glory Meski semua kata tak relevant kini Kawan tetap kawan dalam selingkar pasti No One Knows keras berdiri tak peduli No One Knows terima kasih untuk yang tetap bertahan hari ini