Terkilanku dilayan tak acuh, hm Terngiang dalam kepala apa yang jatuh Dari puncak mindamu Yang tak pedulikanku Tangisan yang mengalir tak henti, ii Kuat manapun, raung tak didengari Dari puncak berduri Tak diendahku lagi Mana hilang nyawa yang kau utuskan purnama? Mana pergi janji hingga ke syurgawi? Lalu kutempuhi Kudrat seorang diri Jauh berjalan seantero dunia Penat lelah teroka ke rantau sana Apakah yang dicari? Yang tiada di sini Tiap kata yang diujar hanya mimpi Gerakmu berbalut dusta acap kali Haruskah kukecapi? Natijah pahit ini Mana pergi janji yang kau utuskan mentari? Mengapa sang nyawa, pulang ke neraka? Lalu ku merana Kudrat yang penuh lara Berhari-hari hujan di laut Gelora yang tak pernah surut Menderu-deru taufan dan ribut Tenggelam timbulku lalu hanyut Mana pergi janji yang kau utuskan mentari? (Berhari-hari hujan di laut, gelora yang tak pernah surut) Mengapa sang nyawa, pulang ke neraka? (Menderu-deru taufan dan ribut, tenggelam timbulku lalu hanyut) Mana hilang nyawa yang kau utuskan purnama? Mana pergi janji hingga ke syurgawi? Mana pergi janji yang kau utuskan mentari? Mengapa sang nyawa, pulang ke neraka? Lalu ku merana Kudrat yang penuh lara Lalu ku merana Kudrat yang penuh lara Berhari-hari hujan di laut Gelora yang tak pernah surut Menderu-deru taufan dan ribut Tenggelam timbulku lalu hanyut Berhari-hari hujan di laut Gelora yang tak pernah surut Menderu-deru taufan dan ribut Tenggelam timbulku lalu hanyut